Minggu, 28 Maret 2010

Tentang Gambar/Video Porno/ Foto Bugil/Telanjang

Filled under:







PORNOGRAPHY ADDICTION

HASIL-HASIL RISET TENTANG BAHAYA PORNOGRAFI


Mary Anne Layden, direktur Program Psikopatologi dan Trauma Seksual, University Pennsylvania, AS menyatakan gambar porno adalah masalah utama pada kesehatan mental penduduk dunia saat ini.

  • “Pornografi tak Cuma memicu ketagihan   yang serius, tapi juga pergeseran pada emosi dan perilaku sosial”
  • 40% pasien yang ketagihan pornografi kehilangan pasangannya
  •  58% pasien mengalami kerugian finansial
  •  27-48% dipecat / keluar dari pekerjaannya.
  • Kasus-kasus berat kebanyakan bermula dari sekedar iseng.
  • Kekuatan dibalik gambar porno luar biasa“
  • Gambar porno tak Cuma memberi kesenangan sesaat .Tetapi secara inheren bertalian dengan pembentukan dorongan-dorongan negatif seperti rasa marah, kekerasan, cemburu, berbohong, atau mementingkan diri sendiri.
  • Konsumsi gambar porno secara intensif dan lama berpotensi mengubah pemahaman secara fundamental tentang relasi-relasi hubungan seksual dengan  lawan jenis. Seks bukanlah keintiman, prokreasi atau perkawinan. Seks adalah fantasi, pesona bagian-bagian tubuh, kekerasan dsbnya.
Data yang dihimpun dari nationalcoalition.org menyebutkan

  • 15% pengakses situs porno di AS berubah perilaku seksualnya.
  • 42% laki-laki dan 33% perempuan usia 15-17 th di AS telah berhubungan seks
  • 85% dari satu juta kehamilan anak muda di AS akibat “kecelakaan”
  • 19 juta kasus baru penyakit seksual pada th 2000 dialami remaja usia 15-24 th
  • 60juta warga AS mengakses situs porno selama tahun 2005, sebagian besar remaja usia 12-17th. Selama September 2000 ada 3 juta remaja 17 th keatas mengakses situs porno.

Data yang dihimpun www.levelbest.com menyebutkan;
  • 94% warga AS percaya bahwa situs internet porno sebaiknya dilarang.
  • Perlawanan public terhadap pornografi : lahirnya ratusan situs internet ‘antiporno’, mereka prihatin dengan membanjirnya gambar-gambar porno.

PORNOGRAFI MEMICU KETAGIHAN YANG AKUT
  • Berdasarkan pemotretan melalui positron emission tomography (PET), terlihat jelas bahwa seseorang yang tengah menikmati gambar porno mengalami proses kimia dalam otak sama dengan orang yang tengah menghisap kokain.
  • Dampak akut pornografi ternyata lebih jahat ketimbang kokain. Karena pengaruh kokain dalam tubuh bisa dilenyapkan (dengan detoksifikasi) . Adapun materi pornografi, sekali terekam dalam otak, image porno itu akan mendekam dalam otak selamanya.“Tak satupun data yang memperlihatkan keuntungan mengkonsumsi gambar-gambar porno. Andai pornografi membuat sehat, maka saat ini seharusnya kita jauh lebih sehat, namun yang ada adalah sebaliknya
  • Layden menunjukkan bahwa pecandu pornografi cenderung mengalami ejakulasi prematur atau disfungsi ereksi dalam kehidupan seks nyata nya. Terlalu lama bercengkrama dengan fantasi seks  non-alami seperti cybersexs fantasy membuat mereka mengalami kesulitan ketika mesti berhadapan  dengan manusia nyata. Pornografi melambungkan ekspektasi soal kenikmatan seksual pada saaat yang sama mereka kehilangan pengalaman seks riilnya.

BAGAIMANA OTAK MERESPONS PORNOGRAFI?
Dr. Judith Reisman, pakar neuroscience (ilmu syaraf mutakhir)
 , presiden Institut Edukasi Media, California AS :
  • “Kajian neuroscience membuktikan sebuah image yang menggetarkan emosi serupa gambar porno memicu reaksi biokimia yang kuat pada otak. Reaksi ini bersifat instant namun meninggalkan jejak ingatan permanent pada memori. Sekali saja cairan zat kimia syaraf tercipta, ia akan sulit bahkan tidak mungkin dihapus”.
  • “Ada semacam fenomena sabotase otak yang aneh, ketika image tertangkap mata meski hanya 3/10 detik dan tersambung ke otak, maka secara alami otak akan mengalami perubahan structural lantas merekamnya mjd memori”
  • “Secara literal kita terus mengembangkan otak baru (new brain) pada setiap pengalaman visual yang kita alami, gambar porno adalah  image yang sangat kuat dan meninggalkan ingatan yang kuat karena tekanan hormone libido dan berpotensi memicu ketagihan”.

Psikiater dan guru besar pada Universitas Princeton, Jeffrey Satinover MS MD
“Kemajuan neuroscience mengantarkan manusia modern mampu mengetahui proses alami seseorang yang kecanduan heroin sama persis dengan orang yang kecanduan gambar porno, yang berbeda Cuma medianya.”.
(Republika feb 2006)

Neil Postman, ilmuwan dan pakar media informasi AS dalam bukunya „Berlalunya Masa Kanak-Kanak“ (1995)
„ menyaksikan adegan porno yang membangkitkan nafsu birahi dapat menyebabkan percepatan usia baligh pada anak-anak. Kini anak-anak AS kehilangan indahnya masa kanak-kanak mereka lebih awal dibandingkan anak-anak lain seusianya. Berdasarkan jajak pendapat yang dibuatnya pada th 1995 terhadap anak-anak dan remaja usia 10-16 th yang kerap menyaksikan tayangan pornografi di tv. Postman menemukan fakta mereka lebih cepat melakukan hubungan seksual, tidak berlaku hormat terhadap orang tua, suka berbohong dan suka berperilaku kasar“

Dolf Zilman dan Jennis Bryant dalam studinya terhadap pornografi non-kekerasan (1982) Menyimpulkan bahwa tatkala obyek penelitian terekspos berulang kali pada pornografi, mereka :
  • Menunjukkan peningkatan ketidak sensitifan terhadap perempuan
  • Cenderung menganggap perkosaan sebagai kejahatan ringan
  • Cenderung memiliki persepsi menyimpang mengenai seksualitas
  • Menunjukkan peningkatan kebutuhan akan tipe-tipe pornografi yang lebih keras dan menyimpang, seperti anal intercourse , sodomasochism (hubungan seks yang melibatkan penyiksaan) dan merasa tidak bersalah meminta pasangannya melakukan hal-hal tsb.
  • Kehilangan kepercayaan terhadap perkawinan sebagai lembaga yang layak
  • Cenderung melihat hubungan di luar pernikahan sebagai perilaku normal dan alamiah.

EFEK PORNOGRAFI Hasil riset Victor B Cline (1986) di AS
  • Addiction, pikiran tidak tenang, selalu ingin melihat materi-materi pornografi
  • Escalation, tuntutan untuk meningkatkan kadar materi pornografi yang dilihat.
  • Desensitization, tidak peduli bahaya pornografi
  • Act-out, melampiaskan hasrat.
  • Akan menjadi masalah besar jika materi-materi pornografi dikonsumsi anak dan remaja, dapat memberi rangsangan kuat untuk melakukan hubungan seks, padahal ia belum siap untuk itu. Akan melahirkan banyak masalah sosial spt, kehamilan diluar nikah, putus sekolah, aborsi yang berbahaya, orang tua tunggal, penyebaran penyakit kelamin, HIV/AIDS, tindak kriminal seksual seperti perkosaan dan pembunuhan dipicu pelampiasan nafsu seks akibat mengkonsumsi materi pornografi.
  • Remaja dan anak adalah kelompok yang rentan terpengaruh media pornografis. Mereka sangat ingin tahu terhadap perubahan fisiknya sementara pendidikan agama yang dibarengi pendidikan seks yang bertanggung jawab sulit didapatkan, namun materi-materi pornografi justru sangat mudah diperoleh. ( News letter MTP)
  • Patrick Carnes melakukan studi terhadap mereka yang memiliki perilaku seks yang cenderung tidak terkontrol atau perilaku kecanduan seks. Kecenderungn tersebut umumnya dimiliki mereka yang di masa kecilnya mengalami pelecehan seksual yang diikuti dengan konsumsi pornografi.
  • Hampir semua penyimpangan seksual  seperti  pedophilian, eksibisionisme, incest, dll adalah perilaku yang dipelajari antara lain media massa, bukan diturunkan secara biologis dari orang tua.
  • Seymour Feshback, 51% mahasiswa „normal“ di University of California LA menyatakan mereka mungkin melakukan perkosaan sadomasokis (yang dipertunjukkan dalam materi pornografi) seandainya mereka dijamin tak akan dihukum.
download tulisan ini lengkap Klik di SINI
Download Pelatihan Shalat Khusyu' Abu Sangkan

Bila ada file yang rusak/tidak bisa di download, Silahkan anda tinggalkan pesan....

0 komentar:

Posting Komentar

Silahkan Tinggalkan Pesan Di sini