Seperti pada tahun tahun sebelumnya, berita hangat menjelang akhir Bulan Ramadhan selain berita mudik yaitu berita penetapan Hari Raya Idul Fitri 1 Syawal 1432 Hijriah 2011. Penetapan Hari Raya Idul Fitri hampir sama dengan penetapan awal puasa, yaitu dengan hisab (perhitungan) atau dengan proses Rukyatul (melihat) Hilal (penampakan bulan sesaat setelah matahari terbenam).
Sepertinya tahun 2011 ini, kemungkinan besar Hari Raya Idul Fitri 1 Syawal 1432 H akan terjadi perbedaan. Muhammadiyah, yang berpatokan pada hisab (perhitungan), telah memutuskan, hari raya akan jatuh pada Selasa (30/8/2011). Sedangkan Nahdlatul Ulama masih menunggu rukyat (penglihatan) terhadap bulan, dan bisa jadi hari rayanya jatuh pada Rabu (31/8/2011).
Namun, dengan adanya perbedaan tersebut. Diharapkan dapat saling menghormati dan menghargai keputusan yang ada.
Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Abdul Fattah Wibisono, di Jakarta, Jumat (26/8/2011), mengungkapkan, Muhammadiyah sudah menentukan, bahwa hari raya Idul Fitri tahun ini akan jatuh pada Selasa nanti.Keputusan itu merupakan hasil perhitungan hisab tim Muhammadiyah. Saat matahari terbenam pada hari ke-29 Ramadhan, atau Senin (29/8/2011), posisi hilal (bulan) ada di atas ufuk dengan ketinggian 1 derajat 55 menit.
“Apabila
hilal sudah berada di atas ufuk, apakah dapat dilihat secara kasat mata
atau tidak, artinya sudah masuk tanggal bulan baru, dalam hal ini 1
Syawal. Perhitungan demikian sudah kami lakukan sejak tahun 1969,”
katanya.
Secara terpisah, Ketua Lajnah Falaqiyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PB NU) Ahmad Ghazalie Masroeri mengatakan, penentuan hari raya Idul Fitri oleh NU masih menunggu proses rukyat atau observasi dengan penglihatan kasat mata dan teleskop pada Senin (29/8/2011) sore nanti.Rukyat akan dilakukan di 90 titik strategis dari Sabang sampai Merauke dengan melibatkan sekitar 100 ahli rukyah, ahli hisab, dan ulama. Jika hilal tidak terlihat, puasa akan digenapkan menjadi 30 hari, sehingga 1 Syawal jatuh pada Rabu.“Tanggal dan bulan baru dianggap tiba, jika bulan yang berumur delapan jam setelah matahari terbenam terlihat setinggi sekitar 2 derajat, sementara jarak antara matahari dan bulan sekitar 3 derajat. Jika hilal belum terlihat atau belum mencapai ketinggian itu, maka belum dihitung masuk bulan baru,” katanya.
Abdul Fattah
Wibisono dan Ahmad Ghazalie Masroeri, sama-sama menegaskan, akan lebih
baik jika semua masyarakat Muslim di Indonesia bisa berlebaran pada hari
yang sama. Namun, jika ternyata ada perbedaan pendapat, masing-masing
akan saling menghormati satu sama lain.
Merujuk pada Pasal 29 Undang-Undang Dasar (UUD) 1945, masyarakat beragama memiliki kebebasan untuk menjalankan ibadah sesuai keyakinan masing-masing. Jika pun nanti ternyata memang terjadi perbedaan hari raya Idul Fitri, diharapkan masyarakat tetap saling menghargai dengan mementingkan semangat persaudaraan.
Selamat Hari Raya Idul Fitri 1432 Hijriah,,,
Minal 'Aidin wal Faizin,,,
Mohon maaf lahir dan bathin.......
Sumber: http://www.newoes.com/penetapan-hari-raya-idul-fitri-1-syawal-1432-hijriah-2011